Tanya:
Dokter Dito YTH,
Orang tua saya sekarang berumur sekitar 70 tahunan, sekarang sering amnesia, jenis amnesia tersebut adalah selalu lupa dengan peristiwa atau kejadian atau moment yang baru saja terjadi, tetapi selalu teringat kepada orang-orang yang terdahulu baik orang terdahulu masih hidup atau tidak, dan kebanyakan selalu ingin mengunjungi orang yang sudah tiada, tetapi di pikirannya orang tersebut masih hidup. Kira-kira apa penyebabnya, dan bagaimana cara menyembuhkan amnesia tersebut?
Terimakasih atas penjelasannya. Semoga dokter Dito sehat dan sukses selalu!
Musliyadi (musliyadi@yahoo.com)
Jawab:
Dear Bp. Musliyadi, terimakasih atas kepercayaannya kepada kami.
Menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia), amnesia berarti: kehilangan daya ingat, terutama tentang masa lalu atau tentang apa yang terjadi sebelumnya karena penyakit cacat atau cedera pada otak.
Amnesia dibagi menjadi dua:
1. amnesia anterograde, yaitu:
- terganggunya kemampuan untuk mempelajari informasi baru.
- hilangnya kemampuan untuk membuat atau mengkreasikan memori-memori (ingatan) baru setelah kejadian yang menyebabkan amnesia, memicu ke ketidakmampuan sebagian (partial) atau total (complete) untuk mengingat kembali (me-recall) kejadian-kejadian yang baru saja terjadi (recent past), sementara memori jangka panjang dari sebelum kejadian masih utuh (intact).
2. amnesia retrograde, yaitu:
- terganggunya kemampuan untuk mengingat kejadian-kejadian dan berbagai informasi yang penting di masa lalu
- kehilangan sebagian besar memori yang terjadi sebelum kejadian, sedangkan memori-memori baru masih tetap dapat dibentuk.
Pada kasus yang diceritakan oleh Bp. Muslkiyadi di atas, ada kemungkinan besar mengarah ke amnesia anterograde. Namun untuk memastikannya, perlu anamnesis dan pemeriksaan lanjutan.
Tanda dan gejala lain yang dapat dialami penderita amnesia adalah:
1. konfabulasi (false recollections), yaitu kesalahan di dalam mengingat kembali kejadian, peristiwa, waktu, seseorang, dsb, tanpa ada niat atau maksud untuk menipu. Singkatnya, terjadi memori yang terdistorsi.
2. gangguan persarafan (neurological problems) seperti: pergerakan yang tidak terkoordinasi, tremor, dan kejang (seizures)
3. bingung (confusion) atau kebingungan mental terhadap waktu, tempat/posisi, atau identitas (disorientation)
Uniknya, kedua jenis amnesia ini dapat dialami oleh satu orang/individu, terutama pada kasus yang berat.
Penyakit yang sering dihubungkan dengan hilang ingatan ini adalah transient global amnesia atau disebut juga transitory global amnesia (TGA).
Penyebab
Amnesia dan TGA disebabkan oleh:
1. jejas/kelainan di bagian otak yang bernama hipokampus (hippocampal lesions).
2. kerusakan pada komponen-komponen di sistem limbik otak, seperti: hipokampus dan struktur-struktur temporal mesial otak lainnya.
3. Studi SPECT dan PET selama terjadi transient global amnesia menunjukkan hipoperfusi. Studi PET menunjukkan hipometabolisme di hipokampus dan lobus temporal mesial (Stillhard, dkk, 1990; Goldenberg,dkk,1991; Tanabe, dkk, 1991).
4. Menurut Chung dkk (2009), pada penderita yang sedang menunjukkan gejala amnesia ditemukan penurunan aliran darah otak (regional cerebral blood flow, rCBF) secara signifikan pada scan SPECT mereka di daerah girus frontal (bagian inferior dan middle) bilateral, dengan reduksi bagian kiri yang lebih menonjol (nyata) di gyri superior temporal, precentral, dan postcentral, sebagaimana peningkatan rCBF juga terjadi terutama di hemisfer otak bagian kanan di dalam gyri middle temporal, superior temporal, dan inferior frontal, cerebellum, serta thalamus.
5. Eustache dkk (1999) membuktikan melalui studi PET selama periode terjadinya transient global amnesia, tidak ada perubahan di hipokampus, namun benar-benar terjadi penurunan metabolisme dan aliran darah otak (reduced cerebral blood flow) di korteks frontal dan temporal (terutama di korteks temporal inferior), dengan reduksi ringan pada aliran darah otak dan metabolisme normal di korteks occipital otak.
Hal ini membuktikan bahwa (pada beberapa penderita) ada keterlibatan korteks baru (neocortical involvement) yang menonjol di dalam proses perjalanan penyakit (pathogenesis) transient global amnesia. Menurut Lauritzen (1994), riset ini dapat diinterpretasikan sebagai dukungan tambahan (lending support) terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa transient global amnesia dikarenakan penyebaran gelombang depresi Leao (spreading wave of depression of Leao)
6. Menurut Melo dkk (1992), ada kecenderungan hubungan antara transient global amnesia dengan gangguan di beragam sistem neurotransmiter. Mereka mengamati bahwa upaya, emosi, atau stres yang hebat (terlalu berlebihan) pada penderita migren dapat mengubah aktivitas sistem serotonergik unstable, yang dapat memicu munculnya (terjadinya) transient global amnesia melalui dua mekanisme berikut ini:
a. vasospasme pembuluh darah yang men-suplai area otak yang berkenaan dengan memori (ingatan)
b. efek inhibitor pada korteks hipokampus (mirip/serupa dengan penyebaran gelombang depresi Leao)
7. Efek samping dari obat-obatan golongan benzodiazepin, seperti: midazolam, flunitrazepam, lorazepam, temazepam, nitrazepam, triazolam, dan nimetazepam.
8. Intoksikasi alkohol, fenomenanya sering dikenal sebagai blackout (alcohol-related amnesia). Konsentrasi alkohol di dalam darah dapat menghambat kemampuan otak di dalam men-transfer memori jangka pendek, yang dibentuk selama periode intoksikasi, ke memori jangka panjang untuk disimpan (storage) dan dipanggil kembali kemudian (later retrieval).
Untuk menyembuhkan, tentunya sulit. Namun untuk mencegah agar tidak berlanjut atau menjadi bertambah parah, maka dokter akan memberikan penatalaksanaan (obat, terapi, dsb) sesuai penyebab yang mendasari terjadinya amnesia.
Demikian penjelasan singkat kami, semoga bermanfaat.
Salam SEHAT dan SUKSES selalu!
Dokter Dito Anurogo
Konsultan kesehatan netsains.net, dokter online, penulis 12 buku, berkarya dan mengabdi di Neuroscience Department, Brain Circulation Institute of Indonesia, Surya University, Indonesia.
Source : Netsains.com